Semua tak ada ruginya. Setiap orang akan memanen apa yang ia tanam. Di setiap kehidupan selalu ada tantangan dan kesempatan. Berjanji pada diri sendiri untuk bisa menghadapi hari demi hari. Saya yakin bahwa kesempatan dalam hidup tidak akan bisa terulang kembali dengan mudah. Mungkin saja tapi akan butuh tenaga dan waktu yang lama.
Hari ini aku di Kuala Lumpur, melihat warga dari seluruh penjuru dunia. Beragam wajah tapi satu senyuman. Orang-orang disini tak akan lihat apa warna kulitmu dan dari mana asalmu. Hanya berbuat baiklah kita akan mendapat balasan dan ucapan yang baik pula, namun juga kadang tak dapat. Tak apa, tentu bukan itu yang kita harapkan.
Bersatu padu dan sibuk mendorong koper sudah lama hal ini terjadi disini. Berbagai tujuan sering dilihat orang-orang di papan pengumuman. Melihat di layar telepon genggam untuk sekadar melihat chat atau menelpon dengan orang yang disayang.
Berbagai bahasa terdengar disini. Tak apa, Tuhan hanya satu dan ia tahu apa yang kita mau. Bahasa hati yang dapat menyambung langsung dengan ilahhi. Aku sangat bangga dengan perjalananku. Aku lebih bangga jika berkeliling ke tempat baru. Banyak hal yang didapat dan untuk pembelajaran diri.
Dalam hati aku akan terus berusaha untuk membayar utang budiku kepada orang-orang yang memberikan semangat. Karena sumbangan itu aku bisa berdiri di depan menara petronas.
Senin malam kemarin meski berjalan jauh aku jadi terus bersyukur dengan semua ini. Aku ingat bagaimana dulu beranjak dewasa banyak hal yang membuatku menyesal kini. Tak mengapa hanya butuh proses dan pembelajaran untuk dijadikan spion dan melihat kebelakang.
Kuala Lumpur, 28 Maret 2019
Komentar
Posting Komentar