Perjalanan ke Malaysia ini merupakan awal
perjalanan panjang nantinya. Perjalanan ini juga jadi pertamakalinya
berkeliling di negeri tetangga ini. Saya memilih Kuala Lumpur sebagai gerbang
awal untuk transit karena biaya yang lebih murah untuk ke Korea. Kesempatan ini
saya peroleh saat mengikuti kegiatan Cisak atau Confrence of Indonesian
Students in South Korea yang ke 11 di tahun 2019 ini. Acara intinya berlangsung
di Busan tanggal 30-31 Maret 2019. Tapi kami (saya dan Dio, satu kelompok dari
kampus) merencanakan untuk berangkat dari Juanda ke Kuala Lumpur terlebih dulu
dan bermalam cukup satu hari saja.
Perjalanan dari Surabaya kami mendapat jadwal
paling pagi sehingga sampai di Kuala Lumpur masih sekitar pukul 8.00 WIB. Saat
check in di Juanda kami ada beberapa masalah terkait bagasi jadi harus naik
turun lagi. Kami sudah terlebih dahulu memesan sebuah hotel di Malaysia yang
terletak tidak jauh dari KL Central dan beberapa tempat icon di Kuala Lumpur.
Seperti gayanya mahasiswa tanggal tua, saat memesan hotel di website kami
melihat dari sisi kanan dulu yaitu harganya baru, fasilitas dan alamat hehehe.
Akhirnya kami memilih untuk menginap di First and New Star Hotel di Jalan Metro
Pudu 2, Kuala Lumpur dengan tipe kamar double standard dengan harga IDR 171.000
dan dibagi dua jadi kurang lebih IDR 85.500 per orang. Saya rasa memilih hotel
yang tepat karena di jalan Metro Pudu ini merupakan Bussines Park yang terdiri
dari ruko-ruko yang berjualan makanan, seven eleven, dan bahkan ada sekolah
tinggi.
Bandara Kuala Lumpur International Airport 2
(KLIA2) hampir mirip seperti bandara
internasional lainnya. Dilihat dari fasilitas didalamnya dikemas seperi mall
dan banyak toko oleh-oleh dan makanan di sana. Oke lanjut, sehabis sampai dan
tuntas menganteee panjang di imigrasi kami istirahat sejenak di lantai dasar
daaaaan kami membawa nasi padang yang sengaja kami bawa untuk sarapan disana.
Wah mungkin saat antre imigrasi orang-orang pada mencium bau-bau peyek udang
dan rendang yang saya bawa luntang-lantung di bandara. Keliahatan jelas malah
peyeknya mecungul dari kreseknya
hehehe.
Beberapa spot di KLIA2 |
Banyak clothing store dan restoran |
Untuk menuju pusat kota di Kuala Lumpur bisa
diakses dengan beberapa moda transportasi. Kami memakai Aero Bus atau bisa juga Skybus yang terbilang cukup terjangkau untuk menuju KL central dengan harga 12
ringgit. Sebenarnya bisa juga memakai taksi yang ada di lantai atasnya. Di bis
kami bertemu dengan peserta lain Cisak yang berasal dari UGM dan bapak-bapak
dari Surabaya. Yahh disuasana yang berbeda kami masih berbicara “jowoan” dalam
bus hehe serasa masih di Indonesia saja. Itu yang membuat saya secara pribadi
bangga terlebih diberi semangat oleh bapak-bapak tadi yang sedang bekerja
di Kuala lumpur, dengan tulisan ini saya juga mendoakan beliau (yang tidak
sempat berkenalan) agar selalu sehat.
Uniknya didalam bus ini terdiri dari seat 2x2
dan ada jadwal yang memudahkan kita untuk menuju klcentral atau kembali ke bandara.
Diatap bus saya sempat memotret bendera Palestina yang sengaja dipasang di atap
bus. Secara pribadi saya sangat hormat dengan apa yang dilakukan pihak bus ini. Perjalanan kurang
lebih 45 menit-1jam (tergantung macet atau kondisional) untuk sampai di terminal KL central. Ternyata terminalnya
di jalan paling bawah dan kami langsung naik lift untuk masuk ke mall yang
berada tepat diatas terminal. Selain itu kita bisa melihat keberangkatan bus
selanjtnya untuk jadwalnya, bisa dicek di https://www.skybus.com.my. Sebenarnya bisa juga naik KLIA Express (semacam kereta cepat) tapi
harganya berkali lipat dari bus sektar 55 ringgit (saat itu 1 ringgit 3.500
rupiah).
Bendera Palestina di atap bus |
Pemandangan saat perjalanan |
Jadwal keberangkatan bus |
Tiket bus |
Disini saya melihat pemerintah Malaysia
mengintegrasikan semua moda tranportasi, sehingga seperti kami atau orang yang
pertama menggunjungi Kuala Lumpur akan sangat terbantu. Suasana disana sangat
ramai sekali dan cuacanya sangat cerah, bahkan panasnya seperti di Surabaya.
Saat itu sedang jam istirahat kantor atau jam makan siang, sehingga di dalam
mall dan jalan-jalan banyak orang berlalu lalang entah membawa kresek makanan
atau membawa koper seperti kami. Di KL central juga terdapat stasiun kereta api
dan banyak jenis kereta api disini seperti komuter, KLIA Express, Monorail.
di depan lobby KL Central |
Disana kami mengaso dan berfoto ria sejenak
kemudian menuju ke arah lobby depan mall. Kami memesan grab car untuk langsung
menuju hotel yang ternyata memang benar tidak terlalu jauh jaraknya. Di
Malaysia Grab hanya mobil sedangkan sepeda motor untuk mengantar makanan. Harga
dari kl central ke hotel kami 10 ringgit, cukup murah kan dibagi dua hehe. Saat
itu siang hari semakin terik, kami sempat berjalan cukup jauh karena belum
mengetahui lokasi tepatnya hotel kami. Ternyata letaknya “mucuk” atau mojok di
Jalan itu hehehe. Saat check in sesuai dalam email balasan (invoice) pembayaran
ditulis disana harus bayar 10 ringgit untuk pajak hotel daan kami juga diminta
50 ringgit untuk uang jaminan yang nantinya saat check out akan dikembalikan.
Resepsionis hotel |
Hotelnya dari luar terlihat kecil dan dihiasi
dengan beberapa hiasan imlek, dengan lampion dan amplop angpao warna
merah-merah. Saat itu siang hari diluar makin panas apalagi kami sedikit
olahraga dengan menggeret koper dan berkeringat. Fasilitas hotel disini juga
ada ac, heater, air mineral, handuk, air panas. Saya langsung membuka koper
yang berisi makanan dan mengeluarkan sebuah penyelamat yaitu Pop Mie rasa Kari
Ayam dan sebungkus Energen. Lalu kami istirahat sejenak dan sudah merencanakan
untuk nanti sehabis magrib berjalan ke menara petronas!! Sepertinya siapapun
pelancong yang ke Malaysia kudu ke ikon satu ini.
Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki
(memang dari atas hotel, kelihatan sangat dekat). Saya memakai sarung
dan sandal jepit karena cuaca cukup bersahabat. Yah perjalanan kami melewati
dan menyeberangi beberapa jalan besar hingga kurang lebih 4-5 km ternyata. Yaah
kaki saya sudah seperti ngesot sajaa. Akhirnya kami bisa sampai didepan menara
ini. Indah dengan pemandangan cahaya citylight
Kuala Lumpur yang sangat menawan malam itu. Asyik dan hal ini tidak akan pernah
saya lupakan seumur hidup saya. Saya lihat disini juga banyak orang Indonesia
(dari logatnya) dan orang-orang yang menawarkan fish eye buat dipasang di kamera ponsel. Ada juga jasa pemotretan yang
saya tidak tahu berapa harganya.
Kurang lebih 15 menit kami mengaso dan
menjepret di beberapa sisi menara kembar ini kami memutuskan untuk kembali ke
hotel, karena besok kami harus meninggalkan kebangsaan Boboboy ini. Karena kaki
yang sudah timeout dan jika
dipaksakan nanti malah bisa-bisa nanti dengkul saya ngambek. Akhirnya kami
menuju ke seven eleven terdekat dan beli air minum juga kami memesan grab untuk
kembali ke hotel. Biayanya hanya 6 ringgit, memang jika dalam jarak cukup dekat
hehe. Kami sampai dihotel dan langsung istirahat untuk menyiapkan besok.
Kami bangun kira-kira jam 7, setelah sholat
Shubuh perut saya berteriak dan meminta bekerja. Akhirnya kami keluar hotel dan
menuju ke beberapa mini market disana untuk mencari roti atau sejenisnya. Tapi
saya sudah keluar masuk 2 mini market dan belum menemukan makanan yang
mengeyangkan akhirnya kami ingat di depan terdapat banyak retoran melayu dan
saya ingin merasakan nasi lemak. Yaa kami menemukan restoran yang menyetel
lantunan Ayat Quran dan lansgung duduk disana. Saya lihat menu disana dan nasi
lemak lah yang saya pilih. Ternyata untuk sarapan seperti di Surabaya atau
Jogja nasinya sudah dibungkus daun sehingga mirip dengan nasi kucing. Harganya
sangat murah hanya 3.5 ringgit. Isinya nasi yang cukup padat dengan kacang,
ikan teri, telur dan bumbu bali. Enak dan mengeyangkan. Tapi saya penasaran
dengan ROTI MILO? hah apa itu? Yasudah saya memesan satu ddaaan ternyata itu
adalah Roti Canay yang diisi bubuk milo kemudian di goreng. Roti itu disajikan
dengan “saus” kuah kare. Coba deh bayangkan saya merasakan manis roti+milo
dengan kuah kare yang berasa asin-asin pedas. Harganya 4 ringgit dan saya
langsung merasa kenyang. Puji syukur kami sekaligus merapel makan siang kami
disini.
Roti Milo |
Karena check out pukul 11 waktu Malaysia (lebih
1 jam dari wib) kami langsung menata kembali koper kami sendiri. SAya juga
sudah mandi dan langsung ke lantai bawah untuk check out dan memesan grab car
ke KL Central. Mobil yang kami naiki cukup necis dan gaul. Kami tidak langsung
menuju ke KLIA2 tapi kami memilih untuk jalan-jalan sejenak di terminal bus dan
mall di KL central sampai menunggu sore hari. Tak terasa kami membuang waktu
dengan cepat (saya rasa) kami naik Skybus pada pukul 15.00 dan langsung
menunggu di bandara. Yaah kami menunggu cukup lama disini. Kebetulan kawan kami
dari Surabaya juga sedang melakukan perjalanan ke Korea dan transit disini,
kira-kira pukul 7 kami akhirnya bertemu. Makan malam dan pergi ke surau kami
mencoba menghibur diri sambil menunggu pukul 10 waktu sana untuk melakukan
check in.
Saya kira check in disini sangat ketat, saya
memakai maskapai Air Asia. Saat passport saya dicek saya dilihat beberapa
kali karena foto saya di paspor saat saya masih gondrong sehingga sangat
berbeda dengan saya yang saat itu mau flight. Nama pun saya lihat mbaknya
meneiliti sekali. Berbeda jauh dengan pelayanan check in di Juanda dengan
maskapai yang sama. Sata itu nama tiketnya nama saya semu sedangkan Dio tidak
ada, wah ini sih human error dari si Air Asianya yang membuat kami repot
diatas. Setelah itu kami langsung masuk dan menuju ke gate keberangkatan kami.
Saya mempir sebentar ke toko oleh-oleh untuk beli post card karena saya sedang
mengoleksi dari beberapa negara. Di depan gate saya juga melihat beberapa orang
dengan membawa paspor Korea seliweran di samping tempat duduk.
Menuju Gate Keberangkatan |
Malam itu saya seperti tidak percaya, dengan
keberangkatan saya ke Korea ini. Saya pun dibangku menulis dalam diary saya dan
rasanya ingin meneteskan air mata. Karena selalu ingat bagaimana kerja keras orang
yang selama ini dapat memberikan support baik secara material maupun moral.
Terutama ibu yang saya juga sempat video call sebelum berangkat masuk ke
pesawat. Dipostingan selanjutnya akan saya post tulisan saya yang dibuat malam itu.
Di dalam pesawat kami hanya merasakan dingin
dan turbulensi pesawat yang cukup keras. Awan mendung saya lihat di jendela
pesawat sedang dilawan. Saya hanya berdoa dan tidur saja. Dalam hati
perjalanan ini merupakan perjalanan awal dan terlama saya selama hidup 21 tahun
ini. Sangat bersyukur memiliki support system yang tidak lekang oleh
waktu dan ruang selalu memenuhi jiwa raga saya. Malaysia terima kasih, jom!!
menjadi jadi orang baik-baik.
Komentar
Posting Komentar