sumber: 3.bp.blogspot.com
Kegiatan melukis sudah mendarah daging dan berkembang selama manusia hidup.
Hal tersebut dibuktikan dengan temuan lukisan arkeologis pada dinding gua-gua
hingga berlanjut pada relief di bangunan zaman praaksara. Tentunya
masing-masing zaman menunjukan "ekspresi" masing-masing dan tidaklah
sama antara satu zaman dengan zaman lainnya. Hal tersebut juga ditentukan dari
alasan atau latar belakang dari adanya lukisan tersebut.
Corak lukisan pada zaman praaksara dan zaman sejarah tentu memiliki
perbedaan. Perbedaan itu timbul dari peristiwa pada masa lampau yang
mempengaruhi atau yang sedang terjadi pada zaman tersebut. Seperti pada zaman
praaksara ditemukan corak lukisan yang berbentuk hewan buruan, cap tangan, dan
bentuk manusia yang sederhana. Hal itu merepresentasikan bahwa pada kehidupan
zaman tersebut manusia purba banyak dipengaruhi oleh hal tersebut. Pada zaman
tersebut terlihat bahwa lukisan masih belum memerlukan kaidah estetis,
melainkan hanya sebatas ekspresi dan sebagai bentuk pemujaan atau kebutuhan
spritual saja.
sumber: http://static.republika.co.id
Berkembang berikutnya yakni pada zaman kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam di
Nusantara yang banyak ditemui pada bangunan peninggalan zaman tersebut. Pada
masa Hindu-Buddha relief-relief yang dirupakan manusia banyak disimbolkan untuk
kepentingan religius. Bentuk yang terlihat juga memiliki corak yang berbeda di
setiap daerah temuan. Begitupun pada zaman kerajaan Islam yang banyak kemudian
ditemukan relief atau lukisan kaligrafi pada masjid atau bangunan kuno.
Kini tentunya seorang pelukis pada awalnya memiliki hal yang melatar
belakangi ia untuk melukis. Hal tersebut akan merangsang imajinasi si pelukis
untuk kemudian menjadikan objek tertentu sebagai dorongan untuk menggoreskan
setiap kuas pada kanvasnya. Tentuya seorang pelukis harus tertarik terlebih
dahulu kepada suatu obyek, mempelajari lebih dalam, dan mulai menuangkan dalam
sket atau langsung dilukis tergantung dengan aliran setiap pelukis.
Hal yang melatar belakangi pelukis dapat datang dari luar maupun dari diri
pelukis itu sendiri. Obyek yang dapat dari dalam dirinya sedniri biasanya
muncul secara tiba-tiba atau juga tergantung masing-masing pelukis dalam
berimajinasi atau menemukan ide baru untuk melukis. Ada pelukis yang
berkeliling (traveling), meditasi, berdiam diri, atau melihat karya orang lain
untuk kemudian mendapatkan ide-ide baru. Jika dorongan dari luar maka seroang
pelukis akan banyak terpengaruh dari lingkungan sekitarnya baik orang lain
maupun semangat zaman pada masanya. Seperti pada lukisan Basoeki Abdullah yang
dapat digolongkan dalam tema perjuangan, sosial, dan kemanusiaan.
Pada tema perjuangan dalam lukisannya Basoeki Adullah terbatas, hal tersebut
dapat disebabkan Sang Maestro masih bermukim di Belanda untuk melanjutkan
pendidikannya. Hanya saja sebelum itu Basoeki pernah bergabung sebagai tenaga
pengajar di organisasi Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Disitulah ia merasakan
secara langsung betapa sulitnya perjuangan bangsa melawan penjajah. Basoeki
kemudian membuat sket dimana tergambar suasana revolusi bangsa, dengan masuknya
kembali militer Belanda sampai perjuangan heroik TNI.
sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Berbeda dengan tema kemanusiaan dan kemasyarakatan, Basoeki banyak melukis
dengan tema tersebut yakni diantara waktu 1980-1990-an. Pada waktu itu Basoeki
banyak merasakan dan melihat keadaan rakyat Indonesia. Lukisan yang dibuat Basoeki
meliputi aktivitas sehari-hari masyarakat seperti membajak sawah, ibu yang
menggendong anaknya, tarian rakyat, kecantikan wanita, keindahan alam dan
sebagainya. Pada saat ini pula sang maestro membubuhkan sikap humanismenya
yakni dengan lukisan Ibu Theresa (1998) dan Tanpa
Pamrih (1998) yang merupakan ekspresi dari Basoeki kepada sosok
humanisme dunia.
sumber: subhandepok.files.wordpress.com
Sumber:
http://museumbasoekiabdullah.or.id
Lukisan Basoeki Abdullah Tema Perjuangan, Sosial, dan Kemanusiaan.2013. Jakarta: Museum Basoeki Abdullah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Komentar
Posting Komentar