Langsung ke konten utama

Serunya Mengikuti International Youth Friendship Camp#3, Bali, Indonesia

            
Semua delegasi berfoto di hari pertama

          Menjadi seorang pemuda sudah tentu ingin memperbanyak teman. Memperbanyak teman baru sekarang tidak hanya bisa dilakukan di dunia nyata, dengan kemajuan teknologi kini kita bisa menambah teman dari media sosial. Menambah teman juga bisa dilakukan saat mengikuti suatu kegiatan. Didalam suatu kegiatan kita bisa berkenalan dengan peserta lain, dengan pembicara atau dengan panitia penyelenggara. Apalagi jika kita memang bergelut dan menyukai kegiatan yang kita ikuti tersebut, kita menjadi kenal banyak orang dan menambah jaringan. Seperti pada awal bulan Oktober 2016, telah diadakan kegiatan kepemudaan International Youth Friendship Camp#3 (IYFN) di Bali.  IYFN bulan Oktober ini adalah ketiga kalinya kegiatan yang diselenggarakan oleh ASEAN Youth Friendship Network (AYFN) yaitu suatu organisasi terbuka yang memiliki konsentrasi di bidang kepemudaan dan kebudayaan. Organisasi tersebut sudah lama berdiri dan dipromotori oleh pemuda-pemuda Indonesia yang berkeinginan untuk menjaring hubungan internasional dengan negara lain .
IYFN kali ini diselenggarakan di Pulau Dewata, Bali dengan tujuan untuk mengenalkan keindahan pesona alam Indonesia. Awalnya untuk mengikuti kegiatan ini harus mendaftar secara online dan mengisi beberapa form pendaftaran. Menurut pribadi saya tidak terlalu sulit untuk mendaftar di IYFN, selain form pendaftaran yang mudah persyaratannya pun tidak rumit. Setelah mendaftar beberapa hari kemudian akan dikirim e-mail oleh panitia terkait lolos tidaknya pendaftar. Bagi pendaftar yang dinyatakan lolos akan diterima surat pernyataan lolos dan panduan selama mengikuti kegiatan nantinya. Dikarenakan panitia penyelenggara adalah lembaga swadaya dan tidak ada bantuan dari pemerintah, maka peserta diharuskan untuk membayar biaya registrasi guna kelangsungan acara.
Jangka waktu pembayaran terakhir dan dimulainya IYFN hanya berjarak satu Minggu. Kegiatan IYFN dilaksanakan selama lima hari mulai tanggal 3 Oktober 2016 sampai 8 Oktober 2016. Panitia lalu menanyakan lewat e-mail terkait dengan keberangkatan peserta dari tempat tinggal masing-masing. Hampir seluruh peserta saat itu berangkat menggunakan pesawat terbang, mengingat bahwa peserta tidak hanya dari Indonesia.
Di hari pertama panitia mengagendakan untuk penjemputan seluruh peserta. Panitia juga telah berada di terminal kedatangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali sesuai dengan konfirmasi kedatangan peserta. Semua peserta yang telah datang akan di antar ke hotel tepatnya di Crystal Hotel Kuta, Bali. Peserta akan bermalam di kamar yang telah ditentukan oleh panitia. Dimalam hari pertama seluruh peserta berkumpul di auditorium hotel untuk jamuan makan malam dan perkenalan singkat. Jumlah total peserta berjumlah 27 orang dari berbagai negara di kawasan Asia. Mulai dari Indonesia sendiri, Thailand, Myanmar,Pakistan, Bangladesh, India, dan Belize (Amerika). Setelah semua berkenalan dan kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Saya mendapat kamar di nomor 312 dengan pemuda berkewarganegaraan Myanmar, bernama Paing Kaung Khant namun biasa dipanggil Peter. Dia berangkat bersama seorang temannya dan semuanya masih berusia 16 tahun. Mereka sedang mengisi liburannya setelah lulus tingkat SMA. Bahasa pengantar kami selama kegiatan adalah bahasa Inggris, semakin berasa bahwa kita adalah terdiri dari berbagai etnis di dunia adalah saat berbahasa Inggris namun masih dengan dialek khas mereka 


Pada hari berikutnya peserta memulai kegiatan pada pukul 08.00 WITA untuk pembukaan secara resmi. IYFN#3 ini dibuka langsung oleh ketua penyelengara dan direktur dari AYFN yang semuanya berasal dari Indonesia. Panitia juga mengenalkan visi dan misi AYFN dan tujuan utama dilakukan kegiatan ini. Setelah itu dilanjutkan dengan perkenalan secara resmi dari masing-masing delegasi dan telah dibuatkan video beserta foto untuk ditayangkan. Dilanjutkan dengan pemaparan oleh Jegeg Bagus Bali (semacam duta pariwisata) mengenai pesona alam dan wisata di Bali secara umum. Hanya sebentar perwakilan dari Jegeg Bagus Bali lalu diambil alih oleh WOW Bali. WOW Bali juga merupakan salah satu perkumpulan aktivis dari berbagai negara yang berkonsentrasi di bidang kepemudaan dan lingkungan. Pada hari ini ditutup dengan games seru dan makan malam bersama.
Pada tanggal 5 Oktober 2016, tepatnya pada hari ke-3. Kami mengadakan acara, tetap dengan WOW Bali namun tempatnya tidak didalam hotel. Kami mengunjungi salah satu perkebunan yang dikembangkan oleh WOW Bali yaitu di Sekar Bumi Tropical Farm yang letaknya di Gianyar, Bali. Disana kami melihat bagaimana desa alami Bali yang masih hijau dan jauh dari suara bising kota serta lalu lalang turis mancanegara. Pertama kami diajak untuk merelaksasi diri dengan sedikit yoga. Badan kami merasa segar kembali dan juga kami diajarkan membuat hiasan bunga yang dipetik dari kebun disana. 
Rangkaian bunga yang telah kami buat kemudian kami presentasikan arti atau alasan rangkaian bunga yang kita buat. Dari keempat kelompok kami saat itu semuanya bagus, bahkan media atau pot untuk menanam tidak muat. Dengan membawa hasil karya tersebut, kami diajak memasuki gubug yang terbuat dari kayu. Gubug itu menurut saya merupakan bangunan yang artistik. Karena jika dilihat lagi bangunan itu mirip Rumah Panggung namun berbentuk lingkaran. Memasuki ruang itu kami dihempas oleh dinginnya hawa disana. Di banguna itu juga sering dibuat kgiatan yoga atau kegiatan untuk menyegarkan diri dengan hiruk pikuknya perkotaan. Disana kami diajak untuk mengenal diri kami lebih dalam lagi, potensi diri, dan tujuan kami untuk "hidup". Kami juga diajarkan bagaimana membuat peta untuk diri kita, dimana kita akan mengembangan potensi yang ada. Kegiatan kedua ini kami tutup dengan mengunjungi Tanah Lot, kawasan wisata yang sangat terkenal di Bali. Setalh itu kami pulang ke penginapan dan malam hari kami berdiskusi mengenai kegiatan sehari-hari di negara masing-masing dan membahas permasalahan yang sedang berlangsung di berbagai negara.

Kegiatan di hari ketiga juga diadakan di luar ruangan. Tepatnya di danau Batur dibawah kaki gunung Batur. Kegiatan disana juga mengenai pengajaran soft skill oleh Hai Dai. Dia adalah pemateri kami sjak dihari pertama. Selain itu kita juga diajarkan untuk menggali apa tujuan hidup kita di dunia dan lebih mendkatkan kepada Sang Maha Kuasa. Setelah itu pasa siang hari kami diajak ke pemandian air panas alami yang berada diatas danau. Disamping kiri kanan perjalanan terlihat tumpukan lava hitam yang mengeras bekas letusan Gunung Batur dimasa silam. Pemandangan itu indah sekali dan juga ditempat ini sering digunakan sebagai tempat shooting sinetron ataupun film. Perjalanan menuju Kuta sedikit lama karena jalan menuju pusat oleh-oleh KRISNA sangat padat. Kami menuju pusat oleh-oleh dan membeli souvenir khas Bali untuk keluarga dirumah. Peserta dari Pakistan, Halar dan dari Myanmar Peter merencanakan untuk kembali ke Hotel belakangan dan masih ingin menikmati suasana malam di Bali. Sebagian kami pulang ke hotel dan beristirahat untuk mempersiapkan kegiatan esok hari. Setelah sampai kamar, Saya, Kat teman dari Thailand, dan dua teman lainnya berencana untuk melanjutkan diskusi kemarin malam di kolam renang. Kamipun bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai politik dan kebudayaan yang ada di Indonesia dan Thailand.


Berlanjut ke hari keempat yaitu sekaligus penutupan kegiatan ini. Kami beranjak ke Garuda Wisnu Kencana, Bali untuk melihat pesona Bali dengan adanya patung Dewa Wisnu yang sangat besar. Saat berkeliling disana, waktu kami jga bertepatan dengan jadwal pementasan tari tradisional Bali. Ditampilkan lima tarian yang berbeda. Pengunjung yang kebanyakan turis mancanegara terpukau atas kepiawaian para penari. Bahkan tiap beberapa menit tepuk tangan penonton meramaikan seisi tempat pementasan. Diakhir pementasan, para penari mempersilahkan penonton untuk berfoto bersama. Setelah itu di siang hari kami langsung kembali ke hotel untuk persiapan cultural night dan upacara penutupan. Kami sampai di hotel pada pukul 15.00 WITA dan langsung menuju kamar masing-masing untuk istirahat dan persiapan malam puncak. 



Cultural Night dimulai pukul 17.00 WITA dan dibuka dengan makan malam bersama. Terlihat saat itu peserta di ballroom tidak hanya peserta namun juga beberapa tamu yang juga hadir dalam makan malam dan untuk melihat pementasan dari berbagai negara, seperti perwakilan dari JegegBagus Bali, Hai Dai dan keluarganya. Semua peserta memakai baju khas negaranya masing-masing, bahkan peserta dari Indonesia juga memakai baju tradisional khas daerahnya. Saya sendiri memakai sorjan dan blangkon sebagai baju adat khas Jawa. Pementasan pun dimulai dengan Kat peserta dari Thailand yang menampilkan tarian Lotus. Dengan membawa bunga lotus ditambah pakaian khas Thailand, Kat menari dengan gerak yang perlahan dan penuh makna. Penampilan berikutnya yaitu Arton dari Indonesia yang membawakan penampilan tarian khas Baduy, karena Arton berasal dari Banten dia juga melengkapi penampilannya dengan baju khas Baduy yang serba hitam. Ketiga adalah penampilan Saya dengan membawakan puisi dengan bahasa Jawa Kuno. Sebenarnya bukan sajak puisi namun itu adalah tembang lagu "Lagu Juang 45" yang ditulis oleh Bung Karno dan disusun ulang oleh Ki Manteb Sudharsono. Inti makna dari puisi ini yaitu bagaimana kita harus mempertahankan identitas kita sebgai bangsa Indonesia, sejauh apapun melangkah tapi harus ingat bahwa kita adalah Indonesia. Selanjutnya penampilan puisi juga dari Sheen dan Bishaker dari Bangladesh, mereka berkolaborasi dengan membacakan puisi bahasa Bangladesh dan membacakan pula terjemahannya. Dilanjutkan dengan penampilan room mate saya, Peter dari Myanmar yang menyanyikan lagu Myanmar dengan gaya Hip-Hop. Dalam malam puncak ini memang tidak semua peserta turut tampil. Penampilan malam itu ditutup dengan tarian India dari Simran. Setelah semua peserta tampil, kini saatnya penutupan dengan dianugerahkan sertifikat kepada seluruh peserta. Acara semakin menarik dengan kesepakatan peserta untuk menceburkan president officer kegiatan kali ini yaitu Mas Aan. 




Kami semua sangat senang dimalam itu, dan sebagian ada yang bersantai dikolam renang ada juga yang berdansa bersama di ballroom. Seakan kami tidak mau meninggalkan acara ini. Banyak kesan yang saya pribadi dapatkan selama kegiatan ini berlangsung. Menjadi bagian masyarakat Internasional memang sangatlah penting. Belajar dan mengerti bagaimana bahasa dan budaya yang begitu banyak. Menjaring pertemanan lintas negara, etnis dan agama. Mengerti bagaimana solusi permaslahan global dan memikirkan bagaimana kita berperan didalamnya. Tapi haruslah tetap hidup menjadi siapa kita, darimana kita, dan apa kita. Pround to be a young Indonesian and Javanese. Kegiatan ini saya abadikan dengan menulis yang dimuat pada Harian Surya, kolom Citizen Reporter, Kamis 27 Oktober 2016 dan bisa dilihat pada halaman online http://surabaya.tribunnews.com/2016/10/27/menjaring-solusi-di-pesta-anak-muda-dunia-youth-friendship-camp















Bali, Indonesia, 6 Oktober 2016




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKEMBANGAN FOLKLORE DI INDONESIA

www.folkloretravel.com Kebudayaan yang kini berkembang di masyarakat merupakan hasil pewarisan dari kebudayaan luhur terdahulu. Melalui banyak metode/cara tradisi masyarakat dapat tersalurkan dan terwarisi oleh generasi selanjutnya. Kebudayaan sendiri merupakan keseluruhan system, gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka menghidupi kehidupannya serta dijadikan sarana untuk belajar. Wujud dari kebudayaan itu antara lain ide/gagasan/norma/aturan/nilai yang kesemua itu menghasilkan wujud benda/fisik budaya. Kebudayaan hanya dapat berkembang di dalam masyarakat. Hal itu jelas bahwa tanpa adanya subyek yakni masyarakat tentu budaya tidak akan pernah ada dan berkembang. Di saat kebudayaan ini berkembang tentu menjumpai adanya budaya baru dari luar budaya induknya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu kekuatan untuk mengakulturasi atau terjadinya proses percampuran budaya atau malah menjadi salah satu faktor untuk degradasi budaya (penurunan budaya). Folklore me

JEJAK KULINER NUSANTARA JAWA TIMUR

makanansehat.biz                    Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan sejarah Indonesia sudah barang tentu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh bangsa-bangsa luar. Pengaruh itu meliputi keragaman dari banyak hal seperti halnya sistem pemerintahan, sistem sosial kemasyarakatan, sistem perekonomian, teknologi dan sebagainya. Namun juga terdapat suatu hal yang maenarik yaitu dengan adanya pengaruh dari pihak luar budaya tradisional bangsa Indonesia tidak tergantikan. Seperti halnya adat istiadat, norma, bahkan pada keragaman jenis makanan. Makanan sebagai suatu hasil dari kebudayaan manusia pertama-tama memiliki peran sebagai alat pemenuhan kebutuhan primer. Tidak hanya itu peran makanan dalam kehidupan manusia bahkan sampai pada ranah untuk kegunaan religuisitas. Hal itu tercermin dari kebudayaan Jawa yang banyak melakukan ritual-ritual adat dan makananpun menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan [1] . Keberadaan makanan tra

KOMIK STRIP TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN