Langsung ke konten utama

MELATIH JIWA KEPEMIMPINAN DENGAN LEADERS AND LEADERSHIP DI RUMAH KEPEMIMPINAN



Memiliki cita-cita menjadi seorang pemimpin adalah impian setiap orang. Tidak hanya menjadi pemimpin negara ataupun pimpinan perusahaan, menjadi pribadi yang memberikan pengaruh pada orang lain juga bisa disebut pemimpin.  Banyak jalan yang dapat ditempuh untuk mewujudkan cita-cita itu. Terlebih jika telah dipersiapkan secara matang sejak dini dengan ikut berbagai kegiatan yang melatih diri menjadi seorang pemimpin. Saat ini beragam kegiatan pelatihan kepemimpinan itu sering kali diselenggarakan oleh pemerintah, lembaga kemasyarakatan, dan institusi lainnya. Umumnya saat pelatihan itu diberikan materi-materi yang membangun jiwa kepemimpinan oleh seorang pemateri yang unggul dalam bidangnya.
Kegiatan pelatihan, motivasi, ataupun seminar tentang kepemimpinan kini banyak diminati oleh pemuda. Hal itu dikarenakan jiwa muda selalu memiliki ambisi dan impian yang besar, utamanya untuk menjadi pemimpin dimasa depan. Salah satu institusi yang memiliki visi tersebut adalah RUMAH KEPEMIMPINAN Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS). RUMAH KEPEMIMPINAN memiliki program pembinaan yang ditargetkan kepada mahasiswa. Terdapat tujuh cabang regional di seluruh Indonesia dan pesertanya dari berbagai universitas di tempat regional tersebut. Seperti pada Regional IV Surabaya dengan peserta sejumlah 35 orang dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga (UNAIR).
Program yang dijalankan di Rumah Kepemimpinan secara umum bertujuan untuk melatih peserta agar kelak menjadi seorang pemimpin. Setiap bulan atau bahkan setiap pekan di asrama Rumah Kepemimpinan yang terletak di Jalan Menur Pumpungan VIII / 6, Sukolilo, Surabaya itu disibukan dengan program kepemimpinan. Pada hari Rabu (22/3) di Rumah Kepemimpinan menyelenggarakan kegiatan Leaders and Leadership (LnL). Kegiatan itu diisi oleh bang Bachtiar Firdaus yang merupakan Direktur Rumah Kepemimpinan dan mantan Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999 atau setelah reformasi Indonesia. Seperti namanya kegiatan ini diisi dengan materi yang melatih jiwa kepemimpinan dengan mempelajari keteladanan dari tokoh, seperti Nabi Daud AS dan Nabi Yusuf AS. Juga melihat dan menafsirkan sifat-sifat tokoh tersebut pada surat yang mengkisahkan beliau pada Al Quran. Kegiatan ini berlangsung hingga hari Kamis (23/3) di pagi hari. 
THE GOOD IS THE ENEMY OF GREAT
Bang Bachtiar sebagai pemateri dengan pengalamannya memimpin di berbagai organisasi, membuat kami lebih termotivasi untuk menguatkan jiwa kepemimpinan. Bang Bactiar menjelaskan bahwa setiap usaha untuk perubahan umumnya berawal dari gagasan kaum elit. Faktor lain seperti Agama juga merupakan faktor legitimasi dan sakralisasi yang paling kuat dan efektif untuk usaha perubahan itu. Untuk menciptakan usaha perubahan itu juga dapat dimulai dari perlawanan revolusioner yang berangkat dari letupan massa itu sendiri. Perlawanan revolusioner itu memiliki dua kaidah, pertama lahir dari masyarakat itu sendiri, kedua memiliki wawasan intelektual yang luas serta mempunyai kekuatan fisik yang kuat, dan mampu memberikan pengaruh sekitar. Sebagai agent of change sebagi pemuda revolusioner akan lahir melalui dari proses penempaan yang berupa pergulatan dengan berbagai kenyataan (sosial-politik) yang penuh dengan konflik, sehingga akan mampu untuk menguasai opini publik dan dapat membuat suatu penyelesaian. 
Tidak hanya penjelasan materi oleh beliau, namun juga disesi terakhir dibuka diskusi dengan pertanyaan yang cukup menarik dari para peserta. Setelah kegiatan itu berlangsung seluruh peserta semakin bertambah wawasan kepemimpinannya dan juga semakin bergegas untuk berkarya. Kegiatan semacam ini menjadi kegiatan rutin sehingga kami sebagai peserta dan pemuda lainnya bisa terpengaruh menjadi pemimpin yang strategis di masa depan. 


BE A FIGHTER, BREAK THE LIMIT, KEEP POSITIVE

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JEJAK KULINER NUSANTARA JAWA TIMUR

makanansehat.biz                    Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan sejarah Indonesia sudah barang tentu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh bangsa-bangsa luar. Pengaruh itu meliputi keragaman dari banyak hal seperti halnya sistem pemerintahan, sistem sosial kemasyarakatan, sistem perekonomian, teknologi dan sebagainya. Namun juga terdapat suatu hal yang maenarik yaitu dengan adanya pengaruh dari pihak luar budaya tradisional bangsa Indonesia tidak tergantikan. Seperti halnya adat istiadat, norma, bahkan pada keragaman jenis makanan. Makanan sebagai suatu hasil dari kebudayaan manusia pertama-tama memiliki peran sebagai alat pemenuhan kebutuhan primer. Tidak hanya itu peran makanan dalam kehidupan manusia bahkan sampai pada ranah untuk kegunaan religuisitas. Hal itu tercermin dari kebudayaan Jawa yang banyak melakukan ritual-ritual adat dan makananpun menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan [1] . Keberadaan makanan tra

PERKEMBANGAN FOLKLORE DI INDONESIA

www.folkloretravel.com Kebudayaan yang kini berkembang di masyarakat merupakan hasil pewarisan dari kebudayaan luhur terdahulu. Melalui banyak metode/cara tradisi masyarakat dapat tersalurkan dan terwarisi oleh generasi selanjutnya. Kebudayaan sendiri merupakan keseluruhan system, gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka menghidupi kehidupannya serta dijadikan sarana untuk belajar. Wujud dari kebudayaan itu antara lain ide/gagasan/norma/aturan/nilai yang kesemua itu menghasilkan wujud benda/fisik budaya. Kebudayaan hanya dapat berkembang di dalam masyarakat. Hal itu jelas bahwa tanpa adanya subyek yakni masyarakat tentu budaya tidak akan pernah ada dan berkembang. Di saat kebudayaan ini berkembang tentu menjumpai adanya budaya baru dari luar budaya induknya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu kekuatan untuk mengakulturasi atau terjadinya proses percampuran budaya atau malah menjadi salah satu faktor untuk degradasi budaya (penurunan budaya). Folklore me

KOMIK STRIP TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN