Langsung ke konten utama

MENELUSURI LEKUK-LEKUK NAN INDAH DI LEMBAH HIDDEN CANYON, GUWANG, BALI.

MENELUSURI LEKUK-LEKUK NAN INDAH DI LEMBAH HIDDEN CANYON, GUWANG, BALI.



  Indonesia terkenal di mata dunia dengan potensi alam, budaya, dan pariwisatanya. Pariwisata di Indonesia juga telah banyak yang menjadi destinasi internasional, seperti Pulau Dewata, Bali. Pulau yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa ini memang sudah telah lama dikenal masyarakat internasional. Setiap hari, turis mancanegara dari berbagai negara maupun domestik dari berbagai daerah berdatangan. Bahkan terkadang turis mancanegara itu tidak sadar bahwa Bali ada di Indonesia.
 
          Dunia Pariwisata di Indonesia tidak pernah dilepaskan dari Bali. Bahkan karena itulah nama Indonesia menjadi banyak terdengar di telingga warga dunia. Memang di pulau ini budaya, agama, dan pariwisata masih sangat kental. Budaya yang ada di Bali seperti kegiatan keagamaan atau upacara adat yang juga menjadi faktor penarik pariwisata di Bali. Jika menyebut Bali, selalu terpikirkan pertama adalah Pantai Kuta, Ngaben, Pura, Babi Guling, Joger, dan banyak lainnya. Di Bali destinasi pariwisata tersebut memang kebanyakan adalah potensi alamnya, seperti pantai, gunung, dan sebagainya. Bahkan pantai di Bali sangat Indah untuk menjadi tempat melihat sunrise dan sunset.

Destinasi pariwisata alam di Bali masih banyak juga yang belum banyak diketahui publik. Hal itu karena lokasi yang jauh dari pusat kota dan kurangnya promosi dari lokasi wisata itu. Adanya perkembangan teknologi komunikasi membuat promosi wisata di Bali semakin mudah dan membuat lokasi wisata yang sebelumnya belum dikenal luas menjadi sering dikunjungi. Seperti lembah Hidden Canyon di aliran Sungai Beji, Guwang, Gianyar. Dinamai Hidden Canyon disebabkan karena lokasinya yang jauh dari pusat perkotaan dan masih alami. 



Hidden Canyon banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik disebabkan karena pengguna aplikasi Instagram yang banyak memposting foto indahnya lokasi itu. Banyak foto yang memperlihatkan track atau jalur yang harus dilewati menuju lokasi Hidden Canyon. Dilokasi itu awalnya hanya merupakan tempat memancing warga sekitar. Lalu karena terdapat beberapa orang yang mengetahui lokasi itu memiliki daya tarik tersendiri maka dengan cepat Hidden Canyon mendapat perhatian oleh wisatawan. Bahkan penamaan Hidden Canyon itu sendiri berasal dari penamaan wisatawan sendiri. 

Semakin banyaknya wisatawan yang berdatangan ke Hidden Canyon membuat warga sekitar membuat pengelolaan dan menata di lokasi itu. Di awal masuk Hidden Canyon terdapat lahan parkir yang cukup luas ditambah dengan kios-kios yang menjual oleh-oleh, makanan dan minuman. Disana juga terdapat tempat loket masuk dan wisatawan dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 15.000,-. Menurut saya harga itu cukup murah dengan keindahan alam yang disuguhkan disana dan juga sudah termasuk biaya parkir serta untuk biaya kebersihan lokasi itu. Para wisatawan yang baru atau belum pernah mengunjungi Hidden Canyon seharusnya menggunakan jasa pemandu yang sudah disediakan disana. Hal itu dikarenakan jalur Hidden Canyon yang melewati aliran sungai dan memanjat batu-batu yang cukup licin dan terjal. 




Perjalanan awal menuju tebing Hidden Canyon diawali dengan menuruni anak tangga dan melewati tirta ( tempat upacara / kegiatan umat Hindu ) yang bertempat dipinggir aliran sungai. Setelah itu wisatawan diharuskan untuk menyeberangi sungai, oleh karena itu jika ingin berkunjung kesana seharusnya memakai celana pendek / waterproof dan melepas alas kaki. Alas kaki yang licin akan membahayakan jika digunakan untuk melewati jalur ini. Setelah itu jalur dilanjutkan dengan berjalan menepi dan menaiki batu-batu yang ada disana. Struktur batuan disana terlihat sangat indah. Terlebih ditambah ilalang atau tanaman gantung yang dapat ditemui dipinggir jalur. Disarankan jika mulai berjalan menaiki batu untuk berhati-hati dan tidak membawa barang yang berat atau dapat dititipkan kepada pemandu. Sepanjang perjalanan jika menoleh kebelakang akan terlihat sinar matahari yang menembus ke dalam lembah batuan. Semakin menyusuri lembah kedepan, lekukan lembah Hidden Canyon semakin indah. Ditambah aliran air yang mengalir di batu-batu besar disana. Jarak antara loket pembayaran hingga sampai lembah terkahir sebelum jalur untuk kembali dapat ditempuh dengan kisaran waktu hampir satu jam lamanya, namun juga tergantung dari wisatawan jika dapat dengan mudah maka akan cepat menemukan pemandangan indah di lembah itu.  



Pada awalnya jika ingin kembali ke tempat parkir, maka wisatawan harus melewati jalur tersebut. Namun warga setempat kemudian mengelola dan membuatkan jalur dengan jarak yang cukup dekat dari lembah terakhir ke tempat parkir. Disana juga terlihat anak-anak tangga yang baru dibuat warga untuk memudahkan akses jalan wisatawan. Pada perjalanan kempali ke tempat parkir, warga juga membuka semacam tempat pekarangan hewan. Terdapat beberapa hewan endemik yang ada disana seperti burung kaka tua, biawak, ular python dan sebagainya. Disepanjang perjalanan juga disuguhi lahan sawah yang sangat indah dan menyejukan mata. Ditambah suara alat pengusir burung di tiap sudut lahan. Jarak menuju tempat parkir tidak jauh, sehingga hanya dengan waktu kurang lebih dua puluh menit wisatawan dapat kembali ke tempat parkir. 




Waktu saya mengunjungi tempat itu, saya bersama kawan saya Mas Dewa yang asli Bali dan kebetulan satu Universitas. Lalu setelah kami sampai di tempat parkir kami bersama dua orang wisatawan mancanegara yaitu Max Genes dan Jimena yang berasal dari Kolombia. Mereka berdua sedang melakukan traveling berkeliling Asia Tenggara dan memiliki sebuah proyek mengenai wisata alam yang ada di negara-negara Asia Tenggara. Mereka juga mengatakan bahwa sudah bosan jika mengunjungi tempat-tempat wisata yang masih alami dan tidak biasa atau jarang dikunjungi seperti Hidden Canyon ini. Memang dengan perkembangan zaman, pariwisata dengan otomatis akan ikut berkembang dan maju. Namun juga tidak dipungkiri bahwa adanya modernisasi pariwisata itu akan dengan perlahan menggerus budaya tradisi dan perlahan akan mengganggu ekosistem alam. Sudah selayaknya jika budaya dan pariwisata berjalan selaras, dengan tidak mengorbankan salah satu aspek tersebut.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

JEJAK KULINER NUSANTARA JAWA TIMUR

makanansehat.biz                    Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan sejarah Indonesia sudah barang tentu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh bangsa-bangsa luar. Pengaruh itu meliputi keragaman dari banyak hal seperti halnya sistem pemerintahan, sistem sosial kemasyarakatan, sistem perekonomian, teknologi dan sebagainya. Namun juga terdapat suatu hal yang maenarik yaitu dengan adanya pengaruh dari pihak luar budaya tradisional bangsa Indonesia tidak tergantikan. Seperti halnya adat istiadat, norma, bahkan pada keragaman jenis makanan. Makanan sebagai suatu hasil dari kebudayaan manusia pertama-tama memiliki peran sebagai alat pemenuhan kebutuhan primer. Tidak hanya itu peran makanan dalam kehidupan manusia bahkan sampai pada ranah untuk kegunaan religuisitas. Hal itu tercermin dari kebudayaan Jawa yang banyak melakukan ritual-ritual adat dan makananpun menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan [1] . Keberadaan makanan tra

PERKEMBANGAN FOLKLORE DI INDONESIA

www.folkloretravel.com Kebudayaan yang kini berkembang di masyarakat merupakan hasil pewarisan dari kebudayaan luhur terdahulu. Melalui banyak metode/cara tradisi masyarakat dapat tersalurkan dan terwarisi oleh generasi selanjutnya. Kebudayaan sendiri merupakan keseluruhan system, gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka menghidupi kehidupannya serta dijadikan sarana untuk belajar. Wujud dari kebudayaan itu antara lain ide/gagasan/norma/aturan/nilai yang kesemua itu menghasilkan wujud benda/fisik budaya. Kebudayaan hanya dapat berkembang di dalam masyarakat. Hal itu jelas bahwa tanpa adanya subyek yakni masyarakat tentu budaya tidak akan pernah ada dan berkembang. Di saat kebudayaan ini berkembang tentu menjumpai adanya budaya baru dari luar budaya induknya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu kekuatan untuk mengakulturasi atau terjadinya proses percampuran budaya atau malah menjadi salah satu faktor untuk degradasi budaya (penurunan budaya). Folklore me

KOMIK STRIP TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN