Langsung ke konten utama

Bertemu dengan Orang-orang Baik#2, Yogyakarta



  • Kereta Gajah Wong mengantarkan saya ke wadah lainnya. Ya, Yogyakarta aku akan kembali, selalu akan pulang kembali. Selalu saat kemari saya berpetualang untuk mencari suaka buku. Sembari saya menyelesaikan ilustrasi dongeng dan membaca Sirkus Pohon, saya duduk lesehan di perpustakaan Grhatama Pustaka.
    Dari perjalanan ke Jogja kali ini saya membawa misi yang tidak biasa. Ya, misi pengabdian. Saya mengikuti Sosmas Camp V, yang diselenggarakan dengan baik oleh kawan-kawan BEM KM UGM. Seperti biasa dengan kegiatan seperti ini saya tidak lelah untuk membuka pintu jejaring dan rezeki baru. Bertemu dengan kawan-kawan dari penjuru Indonesia apalagi mereka memiliki misi yang sama dengan saya menambah gairah saya untuk mengabdi. Kami mengabdi beberapa hari di Kecamatan Turi, Dusun Gondoarum, Desa Wonokerto, Sleman, DIY. Desa dengan segala impian dan pekarangan Salak. Desa dengan segala kesejukan dan keramahannya. Desa dengan masakan yang manis dan segala kegermerlapan malamnya.






    Kami merasakan pula hari Raya Idul Adha dengan masyarakat disana, meskipun tak ada beda namun memori memiliki dan merasakan suasana Akbar bersama keluarga baru sangat membekas hingga kini. Tak hanya bertegur sapa dengan warga, kami juga mengundang beberapa tokoh dan berdiskusi bersama. Tak khayal memang kawan-kawan adalah orang hebat yang rela mengabdi, terlihat dari upaya,keringat, dan darah yang tak peduli mengucur dipenjuru badannya.



    Jujur saja, saya akan lebih memilih kegiatan semacam ini daripada mengikuti seminar, pelatihan, atau hanya perkuliahan di ruang kelas atau ballroom. Saya akan lebih tau permasalahan masyarakat dan setidaknya langsung berkontribusi untuk membatu menyelesaikan permasalahan itu. Daripada hanya berdebat tiada ujung dan nihil solusi.







    Matur Nuwun bang Alfath, bang Fathan, bang Ridho, bang Fardhan, bang Nabil, Pak Edi Sutrisno sekeluarga, Fisal (dengan semua misteri kosnya dkk), kawan-kawan BEM KM UGM dan semua orang-orang baik di Jogja.

    Tuhan memang suka bergurau
    Menghadirkan orang-orang baru
    Suasana baru
    Kesempatan baru

    Namun alangkah merugu
    Jika di isi kesalahan yang sama (LA)

    Jogja, Jogja tentu aku kembali

  •  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

JEJAK KULINER NUSANTARA JAWA TIMUR

makanansehat.biz                    Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan sejarah Indonesia sudah barang tentu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh bangsa-bangsa luar. Pengaruh itu meliputi keragaman dari banyak hal seperti halnya sistem pemerintahan, sistem sosial kemasyarakatan, sistem perekonomian, teknologi dan sebagainya. Namun juga terdapat suatu hal yang maenarik yaitu dengan adanya pengaruh dari pihak luar budaya tradisional bangsa Indonesia tidak tergantikan. Seperti halnya adat istiadat, norma, bahkan pada keragaman jenis makanan. Makanan sebagai suatu hasil dari kebudayaan manusia pertama-tama memiliki peran sebagai alat pemenuhan kebutuhan primer. Tidak hanya itu peran makanan dalam kehidupan manusia bahkan sampai pada ranah untuk kegunaan religuisitas. Hal itu tercermin dari kebudayaan Jawa yang banyak melakukan ritual-ritual adat dan makananpun menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan [1] . Keberadaan makanan tra

PERKEMBANGAN FOLKLORE DI INDONESIA

www.folkloretravel.com Kebudayaan yang kini berkembang di masyarakat merupakan hasil pewarisan dari kebudayaan luhur terdahulu. Melalui banyak metode/cara tradisi masyarakat dapat tersalurkan dan terwarisi oleh generasi selanjutnya. Kebudayaan sendiri merupakan keseluruhan system, gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka menghidupi kehidupannya serta dijadikan sarana untuk belajar. Wujud dari kebudayaan itu antara lain ide/gagasan/norma/aturan/nilai yang kesemua itu menghasilkan wujud benda/fisik budaya. Kebudayaan hanya dapat berkembang di dalam masyarakat. Hal itu jelas bahwa tanpa adanya subyek yakni masyarakat tentu budaya tidak akan pernah ada dan berkembang. Di saat kebudayaan ini berkembang tentu menjumpai adanya budaya baru dari luar budaya induknya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu kekuatan untuk mengakulturasi atau terjadinya proses percampuran budaya atau malah menjadi salah satu faktor untuk degradasi budaya (penurunan budaya). Folklore me

KOMIK STRIP TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN